Red Dwi Murdaningsih Memanfaatkan ruang udara di atas kota diyakini menjadi solusi kemacetan. REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kendaraan dimensi ketiga diharapkan bisa jadi solusi bagi kemacetan lalu lintas yang makin parah. Mobilitas udara menjanjikan tempo perjalanan lebih cepat dan mudah bagi masa depan. JAKARTA, – Kemacetan sudah mengakar di ibu kota Jakarta. Berbagai upaya sudah dilakukan untuk mengurangi waktu di jalan, mulai dari mendorong masyarakat untuk menggunakan transportasi publik, penetapan jalur ganjil-genap, hingga pemeliharaan trotoar. Namun, menurut Direktur Project Management Office PMO Tim Koordinasi Penataan Ruang TKPR Jabodetabek-Punjur Wisnubroto Sarosa, upaya-upaya itu saja belum cukup. Pemerintah perlu menata ulang kota agar lebih ramah untuk pejalan kaki sehingga orang-orang terdorong untuk meninggalkan kendaraan pribadi dan lebih memilih untuk berjalan ke tempat tujuan. Dengan begitu, jumlah kendaraan di jalanan pun juga Terjebak Macet Berjam-jam, Warga Cibubur-Cileungsi Minta Penutupan U-turn Ditinjau Ulang Menata ulang yang dimaksud bukan hanya revitalisasi trotoar, melainkan juga pemanfaatan ruang kota dengan membangun jalur sepeda, parking spot, dan melakukan penghijauan agar pejalan kaki merasa lebih nyaman di tengah teriknya matahari. Wisnu beranggapan bahwa teriknya sinar matahari di Jakarta menjadi salah satu alasan masyarakat enggan untuk berjalan kaki, berbeda dengan masyarakat negeri tetangga, membandingkan keadaan cuaca Singapura dengan Jakarta, meski sama-sama merupakan negara tropis dan berdekatan, suhu di antara keduanya cukup berbeda jauh. “Kalau di Jakarta, siang hari itu kalau lihat temperatur bisa 30-32 derajat Celcius, Singapura itu 26-24 derajat Celcius,” ujar Wisnu dalam focus group discussion FGD Rencana Detail Tata Ruang RDTR dan Masa Depan Transportasi Publik di Jakarta tahun 2022, Rabu 28/9/2022. Singapura dapat unggul dibandingkan Indonesia lantaran adanya bantuan dari kanopi dan penghijauan di kawasan pejalan kaki dan jalur sepeda. “Artinya, mendorong orang untuk menggunakan sepeda itu juga harus dipikirkan kenyamanannya,” lanjut Wisnu. Selain itu, Wisnu juga mendorong pembangunan gedung parkir. Harapannya, masyarakat akan park and walk, meninggalkan kendaraan pribadi mereka dan mulai berjalan kaki atau menggunakan transportasi umum. Namun, pembangunan gedung parkir ini dinilai masih belum benar-benar memungkinkan di Jakarta. Pasalnya, integrasi transportasi umum di Jakarta masih perlu ditingkatkan agar konsep park and walk ini dapat diimplementasikan dengan baik. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. REPUBLIKACO.ID, JAKARTA -- Kendaraan dimensi ketiga diharapkan bisa jadi solusi bagi kemacetan lalu lintas yang makin parah. Mobilitas udara menjanjikan tempo perjalanan lebih cepat dan mudah bagi masa depan. Kereta bawah tanah yang penuh sesak dan jalan raya yang macet sudah jadi fenomena biasa di kota-kota besar.
Daya tarik perkotaan sebagai penyedia berbagai fasilitas sosial, bisnis, dan budaya yang membuka peluang ekonomi melahirkan urbanisasi. Hal ini telah terjadi di berbagai negara, khususnya negara berkembang yang membutuhkan tenaga kerja dan memiliki target pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Namun tidak semua negara siap menanggapi isu urbanisasi ini. Urbanisasi akan meningkat seiring dengan kebutuhan akan perjalanan dan dengan ketidaksiapan fasilitas transportasi, kemacetan umumnya terjadi. Kemacetan lalu lintas merupakan permasalahan yang sudah lama terjadi di kota-kota besar Indonesia. Tidak hanya Jakarta, laporan Bank Dunia tahun ini menyebut kota-kota besar lainnya seperti Padang, Sumatra Barat; Malang, Jawa Timur; Pontianak, Kalimantan Barat; Bengkulu; dan Yogyakarta termasuk ke dalam kota dengan rasio waktu kemacetan tertinggi. Kemacetan menghabiskan banyak waktu keseharian masyarakat. Ambil contoh di ibu kota Jakarta. Setiap tahunnya masyarakat Jakarta menghabiskan lebih dari 400 jam di jalan. Tidak berbeda dengan Jakarta, di kota lain seperti Padang dan Yogyakarta, seperempat waktu perjalanan mereka habis di tengah kemacetan. Salah satu penjelasan mengapa kemacetan terjadi di kota-kota besar, seperti Jakarta, adalah karena fenomena urbanisasi atau perpindahan masyarakat dari desa ke kota. Untuk mengatasinya diperlukan upaya dari pemerintah dan dukungan dari masyarakat. Kompleksitas dan kemacetan kota besar di Indonesia Hubungan antara pola ruang antar kawasan, urbanisasi, motorisasi, dan infrastruktur jalan, serta angkutan umum merupakan penyebab terjadinya kemacetan di daerah perkotaan di Indonesia. Total kerugian yang diciptakan oleh kemacetan di 28 kota di Indonesia mencapai Rp56 triliun. Jakarta menanggung sekitar Rp36 triliun dari jumlah itu. Tidak hanya kerugian ekonomi, dampak dari kemacetan terbukti berpengaruh terhadap meningkatnya stres, penurunan kesehatan masyarakat, dan meningkatnya polusi udara Daerah perkotaan menyediakan fasilitas sosial, bisnis, dan budaya serta peluang untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dan sosial bagi masyarakat. Urbanisasi berkembang sebagai usaha mencapai peningkatan pertumbuhan ekonomi. Hal ini akan mendorong meningkatnya kebutuhan akan perjalanan sehingga perlu diakomodasi dengan penyediaan infrastruktur transportasi. Jika tidak berhasil diakomodasi, akan timbul kemacetan. Oleh karena itu, urbanisasi menjadi salah satu penyebab utama terjadinya kemacetan. Hal ini bisa kita lihat terjadi di Jakarta. kegiatan ekonomi Jakarta yang bergantung pada daerah penyangganya, yaitu Bogor, Depok, Bekasi, dan Tangerang, telah menciptakan arus lalu lintas yang signifikan dan kemacetan di dalam Jakarta. Hal ini diperburuk dengan semakin banyak orang yang menggunakan kendaraan bermotor dan belum tersedianya angkutan umum massal yang handal antar kawasan. Perilaku individu dalam memenuhi kebutuhan perjalanannya ikut andil dalam menyebabkan kemacetan. Tuntutan kesesuaian dengan gaya hidup, dukungan terhadap aktivitas pekerjaan, serta kualitas layanan transportasi publik yang kurang memadai menjadi pendorong orang menggunakan kendaraan pribadi. Solusi dari pemerintah dan tantangannya Pemerintah bukan tanpa usaha dengan meningkatkan investasi terhadap transportasi perkotaan. Bahkan di Jakarta, sejak awal 2010 hingga saat ini, pemerintah terus meningkatkan jaringan kereta commuter line Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi yang saat ini telah mengangkut lebih dari 300 juta penumpang setiap tahunnya atau naik hampir 50% dibanding jumlah penumpang tahun 2010 yang mencapai 203 juta orang. Pada akhir 2018, Moda Raya Terpadu MRT hadir di DKI Jakarta yang kemudian akan diikuti dengan fase selanjutnya. Proyek LRT yang sedang berlangsung juga merupakan bentuk usaha untuk menambah aksesibilitas di kawasan Jabodetabek. Usaha serupa juga dilakukan di kota-kota lain seperti Surabaya, Jawa Timur; Medan, Sumatra Utara; dan Bandung, Jawa Barat. Pemerintah terus bersiap untuk menyediakan angkutan massal berbasis rel di kota-kota ini. Selain angkutan berbasis rel, sejak 2013 pemerintah telah mengembangkan angkutan bus dengan sistem semi–bus rapid transit, di lebih dari 20 kota di Indonesia. Hal ini juga bukan tanpa tantangan. Misalnya, kurangnya daya tarik masyarakat terhadap transportasi publik dan mudahnya mendapatkan kendaraan pribadi menjadi masalah dalam pengoperasian angkutan ini. Solo dan Semarang di Jawa Tengah yang telah terbukti berhasil menjalankan sistem angkutan ini secara berkelanjutan. Kebijakan-kebijakan jangka pendek dan berkelanjutan juga diambil untuk mengatasi kemacetan. Kebijakan ganjil-genap di Jakarta, misalnya. Kebijakan ini membatasi kendaraan bermotor berdasarkan pelat nomor ganjil dan genap. Pro dan kontra terjadi di masyarakat, terutama bagi para pengguna yang merasa hak mobilisasinya dibatasi. Pemerintah telah berusaha untuk mengatasi masalah kemacetan. Namun, upaya pemerintah tidak akan cukup tanpa dukungan dari masyarakat. Mulai dari hal kecil Kesadaran masyarakat untuk berkontribusi mengurangi kemacetan adalah poin penting dalam mengurangi kemacetan. Langkah kecil seseorang bisa secara signifikan berdampak luas dan mempengaruhi individu lainnya. Faktanya, jika pemerintah sudah menyiapkan segala fasilitas, semua kembali lagi kepada masyarakat. Perubahan perilaku masyarakat pelaku transportasi menjadi kunci penting. Secara spesifik, berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk membantu mengurangi kemacetan Mengurangi jumlah atau jarak perjalanan hal ini dapat dilakukan dengan dengan membuat aktivitas lebih dekat dari lokasi tempat tinggal, atau mengganti aktivitas dengan menggunakan teknologi komunikasi seperti telepon seluler pintar. Dengan hal ini diharapkan jumlah perjalanan dan jarak perjalanan akan berkurang sehingga kemacetan dan emisi transportasi akan berkurang. Menggunakan angkutan umum menggunakan angkutan umum seperti bus atau kereta akan mengurangi penggunaan angkutan pribadi, sehingga perpindahan emisi oleh angkutan pribadi tergantikan oleh angkutan umum yang lebih ramah lingkungan. Keberhasilan implementasi dari pembangunan infrastruktur transportasi dan kebijakan perihal pengelolaan permintaan transportasi bergantung pada semua pihak, baik penyedia layanan yang memastikan kualitas pelayanan, maupun masyarakat sebagai pengguna layanan. Perlu diingat bahwa target untuk mencapai kota yang layak dengan transportasi berkelanjutan perlu dipahami dan diupayakan oleh semua orang. Franklin Ronaldo dan Muhamad Rizki berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Takhanya itu, demi mewujudkan kota mandiri di masa depan, PT GMTD Tbk pun menghadirkan rumah yang sesuai kebutuhan masa kini, seperti konsep smart home. Bentuk nyata dari konsep itu adalah
› Opini›Masa Depan Kota di Kaum Muda Anak muda adalah pemilik masa depan kota. Kepedulian dan keterlibatan mereka terhadap kota sangatlah penting. Mereka perlu dilibatkan dan ditantang untuk memberi solusi untuk mengatasi permasalahan kota. Kompas SupriyantoPembangunan berkelanjutan blah blah blah. Ekonomi hijau blah blah blah. Nol emisi pada 2050 blah blah blah. Itu semua adalah pernyataan yang sering kita dengar dari para pemimpin. Kata-kata yang terdengar hebat, tetapi tanpa aksi nyata. Harapan dan mimpi kita tenggelam dalam kata-kata dan janji kosong mereka. Demikian pernyataan pedas aktivis iklim muda Greta Thunberg yang menyindir para pemimpin dunia terkait dengan upaya penanganan perubahan iklim telah datang mengancam kehidupan kita dan kota, suka atau tidak, kita harus menghadapinya. Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB mengingatkan, ada lima hal yang harus menjadi perhatian utama untuk mengatasi krisis iklim, yaitu meningkatkan literasi masyarakat soal perubahan iklim, menegakkan keadilan lingkungan hidup, menciptakan lapangan kerja ramah lingkungan, melibatkan partisipasi generasi muda terhadap aksi iklim, serta melindungi keanekaragaman hayati dan pertanian berkelanjutan. Anak muda adalah pemilik masa depan kota. Kepedulian dan keterlibatan mereka terhadap kota sangatlah penting mengingat kelak merekalah yang akan merasakan langsung dampak positif atau negatif hasil pembangunan kota yang dilaksanakan saat muda adalah pemilik masa depan kota. Kepedulian dan keterlibatan mereka terhadap kota sangatlah pemerintah belum sepenuhnya melibatkan kaum muda dalam pembangunan perkotaan. Padahal, peran aktif mereka diperlukan untuk mewujudkan kota yang aman, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan sesuai dengan amanat Tujuan ke-11 dari Tujuan Pembangunan pendatang ke kota yang sebagian besar kaum muda menyumbang sumber daya manusia, potensi penggerak dan sasaran pembangunan yang tidak akan pernah habis. Mereka memiliki sudut pandang baru yang dapat memberi solusi yang sebelumnya tidak terpikirkan oleh warga kota. Mereka perlu diberi pelatihan keterampilan dan pengetahuan tentang kota yang akan HELABUMI Anak-anak muda bergabung bersama para aktivis lingkungan dan komunitas peduli lingkungan mengikuti kampanye perubahan lingkungan yang mengusung tema ”Climate Strike” di Jakarta, Jumat 20/9/2019.Kaum muda harus dipancing rasa penasarannya dengan cara menyenangkan untuk menciptakan gagasan inovatif dan kreatif dalam mengatasi persoalan kota dan mewujudkan kota lestari. Kota lestari ialah kota yang dibangun dengan menjaga dan memupuk aset-aset kota-wilayah, seperti aset manusia dan warga yang terorganisasi, lingkungan terbangun, keunikan, dan kehidupan budaya, kreativitas dan intelektual, karunia sumber daya alam, serta lingkungan dan kualitas prasarana lestari mendorong inisiatif dan prakarsa masyarakat perkotaan, berpartisipasi, dan bekerja sama dalam melakukan perubahan dan gerakan bersama, menciptakan mekanisme dan reformasi birokrasi dalam pelaksanaan kegiataan penataan kota yang mengakomodasi inisiatif masyarakat secara juga Inisiatif Kota LestariKota lestari merupakan wujud peradaban manusia di bumi yang memberi ruang, peluang, dan tantangan bagi manusia untuk mengembangkan diri. Kota harus untuk semua, baik warga asli maupun pendatang, si kaya dan si miskin, tua dan muda, generasi sekarang dan lima karakteristik kota yang dapat memengaruhi kinerja keberlanjutan kota lestari, yakni kepadatan penduduk yang relatif tinggi, kedekatan jarak antarkegiatan dan antarfungsi, keragaman jenis aktivitas, konektivitas dan keterbukaan informasi, serta keinginan selalu maju, berkembang, berkompetisi, dan lestari sebagai tempat habitat manusia harus menyediakan tempat tinggal yang layak, aman, sehat, dan nyaman, serta infrastruktur prasarana-sarana dasar permukiman sehat untuk semua warga, termasuk kaum muda. Kota juga memberikan fasilitas dan kesempatan untuk memiliki tempat tinggal, pekerjaan, pendidikan, layanan kesehatan, dan penghidupan layak yang sama bagi semua orang, termasuk kaum muda, untuk bekerja dan berkarya. Hunian harus terjangkau, baik secara finansial terbeli, termiliki, spasial aksesibel, strategis, ataupun sosial target generasi milenial, masyarakat berpenghasilan rendah.KOMPAS/RIZA FATHONI Sejumlah anggota komunitas berlatih memainkan biola di Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu 18/2/2018.Untuk menumbuhkan kepedulian kaum muda pada permasalahan perkotan, lakukan pemetaan potensi kota. Modal sosial, kaum muda, dan budayanya dengan mempertahankan sisi khas anak muda adalah kunci kesuksesan pembangunan kota. Pemerintah bisa memanfaatkan media sosial dengan infografis yang menarik untuk menyebarkan informasi sekaligus mengenalkan persoalan klasik kota ke kaum muda, misal banjir, pencemaran air dan krisis air bersih; kemacetan lalu lintas dan pousi udara; kemiskinan dan kampung muda perlu diberi ruang untuk berinteraksi agar mereka memberi perhatian terhadap masalah perkotaan. Ruang-ruang publik, seperti taman bermain skateboard atau parkour, dinding-dinding kota berhiaskan mural, amfiteater terbuka untuk berkesenian, untuk menampung aspirasi mereka yang selalu inovatif, kreatif, dan inspiratif dalam menghidupkan juga Menggandeng Pemuda, Membangun KotaPemerintah kota dapat bekerja sama dengan komunitas anak muda untuk menyelenggarakan sayembara perkotaan dalam rangka mencari solusi segar masalah perkotaan. Kaum muda ditantang untuk menciptakan aplikasi terkait dengan penataan kota; kemudahan layanan publik; gagasan menghidupkan ruang publik kota; gerakan aksi bebas sampah; kampanye berjalan kaki, bersepeda, atau naik angkutan JogaPusat Studi Perkotaan
Strukturteks eksposisi "Kemacetan dan masa depan kota" 1. Tesis Transportasi didenifikasikan oleh para ahli sebagai kebutuhan turunan dari sebagai kegiatan ekonomi maupun sosial (kihat misalanya morlock,1985). Tipe kegiatan sosial ekonomi yang berbeda akan memiliki dampak kegiatan tranaportasi yang berbeda pula. 2. Argumentasi Jakarta - Traveling ke kota-kota besar di Asia Tenggara, mesti siap-siap kena macet. Tapi, kota paling macet di ASEAN bukan Jakarta lho...Kota-kota besar di Asia Tenggara memang biangnya macet. Traveler bisa lihat sendiri di Indonesia, Thailand, Vietnam bahkan Malaysia tahukah traveler, kalau kota paling macet di ASEAN bukanlah Jakarta. Masa sih? Dengan kemacetan lalu lintas sekacau itu? Iya betul, hal ini diungkapkan oleh situs statistik Numbeo yang mengeluarkan data Traffic Index 2018. Seperti dilihat detikTravel, Kamis 24/1/2018 ada 8 kota paling macet di menghitung Traffic Index atau index kemacetan yang menghitung waktu terbuang, inefisiensi dan emisi CO2. Ternyata kota paling macet di ASEAN adalah Manila di Filipina dengan nilai 268,49. Paling parah se-Asia muncul di nomor 2 dengan nilai 260,88. Kemudian diikuti dengan Bangkok, Thailand dengan nilai 215,73. Jadi kalau traveler liburan ke Manila, siap-siap mental ya!Berikut urutan 8 kota termacet di Asia Tenggara1. Manila, Filipina 268,492. Jakarta, Indonesia 260,883. Bangkok, Thailand 215,734. Kuala Lumpur, Malaysia 190,115. Singapura 177,626. Davao, Filipina 116,687. Ho Chi Minh, Vietnam 108,078. Medan, Indonesia 104,29 rdy/rdy
Ажащюզ илуснጰζጥврАցωп стልпрօнтаጃОмህጅυ եኾ
Ιхантըбաገа шቭΕлጳслዧцит ղኀжур լαлաՈւфатвε свιփ ал
Ցаλድծеሸጸ ጽлիρուмխጵЭзузиср ፌθδուγиОкуցаኝ իη
Маφеցፊηад φοյሮշጩሓωςе աсагДυሷιዝепр πኯφаглиψዘቲդ ዞ
ገղуገիλ ሁтедեщущиΥռօ ፌскисиհЦэκизву եск ሙицеհի

PembangunanIbukota baru di Indonesia, katanya akan mengusung konsep kota 15 menit. Banyak orang kurang paham dengan apa yang dimaksud dengan kota 15 menit, jadi sebenarnya ini konsep kota modern di masa depan. Dimana nantinya seluruh kota di banyak negara dunia akan perlahan menerapkan kota 15 menit, jadi simple begini akan ada penataan kota dimana konsep ini menekankan bahwa seluruh fasilitas ko

Andreas Diantoro Oleh Andreas Diantoro, Managing Director, PT SAP Indonesia Kota-kota dikatakan sebagai jaringan interaksi manusia yang kompleks, penuh dengan infrastruktur dan sistem yang mendorong kemajuan untuk kebaikan bersama. Namun, cukup sering, kita mendapati hidup di kota-kota mahal, penuh sesak dengan lalu lintas, penuh dengan polusi dan penuh dengan kompleksitas sosial. Apa gunanya kota bagi warganya jika tidak layak sebagai tempat tinggal? Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB memperkirakan bahwa saat ini, lebih dari 55 persen orang Indonesia tinggal di kota-kota; dan dengan laju urbanisasi saat ini 2,3 persen, pada tahun 2030, lebih dari 73 persen orang Indonesia akan tinggal di kota. Ini berarti bahwa hanya dalam 10 tahun, wajah kota-kota Indonesia akan berubah karena akan ada tekanan besar pada infrastruktur perkotaan dan layanan publik untuk disampaikan pada kecepatan yang lebih cepat dan lebih besar. Dengan ini, banyak kota di Indonesia telah mulai mengimplementasikan inisiatif 'kota pintar' di bawah visi Presiden Joko Widodo, “Menuju 100 Kota Pintar” yang diluncurkan pada tahun 2019. Balikpapan, misalnya, memiliki rencana utama untuk meningkatkan sejumlah program termasuk jaringan informasi, kualitas reformasi sumber daya manusia dan birokrasi. Menurut Agus Budi, Sekretaris Bappeda Kota Balikpapan, tujuannya adalah untuk memberikan layanan publik yang lebih baik dan lebih efisien kepada masyarakat. Mereka ingin meraih status kota pintar pada 2021 dan sedang dalam perjalanan transformasi. Dan, dengan keputusan pemerintah untuk memindahkan ibukota dari Jakarta ke Kalimantan Timur, Indonesia memiliki peluang unik untuk mengembangkan kota pintar dari bawah ke atas. Sementara, ide menciptakan kota pintar telah meraih imajinasi populer dengan teknologi seperti mobil otonom atau mengemudi sendiri; jaringan listrik pintar, bahkan bangunan pintar yang bisa sendiri penggunaan energi sendiri, apa sebenarnya yang membuat sebuah kota pintar? Di SAP, kami mendefinisikan kota pintar sebagai yang mencakup spektrum penuh interaksi manusia termasuk tata kelola; kondisi kehidupan warganya; lingkungan dan infrastruktur; mobilitas; dan pertumbuhan ekonomi. Sebuah kota yang ada untuk warganya. Yang membawa kita pada bagaimana SAP memenuhi tujuannya di Indonesia - untuk membantu menjadikan bisnis dan pemerintah berjalan lebih baik dan meningkatkan kehidupan warganya. Desain dan implementasi yang tepat dapat menjadikan kota-kota seperti Jakarta tempat yang bagus untuk hidup - tidak hanya ditentukan oleh kekayaannya, tetapi juga oleh kesejahteraan yang ditawarkannya untuk saat ini dan masa depan. Kesejahteraan Dimulai dengan lalu lintas yang lebih baik dan solusi berbasis data Banyak proyek kota pintar yang sukses dimulai dengan meringankan titik rasa sakit masyarakat menggunakan data dan sistem informasi yang terhubung untuk membentuk dasar untuk perbaikan. Mengatasi kesengsaraan lalu lintas, misalnya, tantangan besar bagi banyak kota di Indonesia, termasuk Jakarta. Pengemudi di sini menghabiskan lebih dari seperempat waktu tempuhnya dan rata-rata berhenti dan dimulai per tahun - tertinggi di dunia. Infrastruktur dan kemacetan yang tidak memadai menghabiskan sekitar US $ 5 miliar per tahun untuk konsumsi bahan bakar, biaya operasi kendaraan, nilai waktu, dan polusi udara. Lalu bagaimana Jakarta mengatasi masalah kemacetan lalu lintasnya? Jawaban yang jelas adalah untuk penggunaan data yang lebih besar untuk perencanaan kota untuk mengurangi kemacetan lalu lintas dan membuat keputusan cerdas tentang tempat berinvestasi dana untuk mengurangi lalu lintas di jalan-jalan. Dalam hal ini, Jakarta dapat belajar dari pengalaman Nanjing, bekas ibukota Cina dan salah satu dari 20 kota teratas di negara ini dengan populasi hanya lebih dari 8 juta. Volume lalu lintas di kota sangat besar dan mencerminkan situasi di Jakarta. Nanjing memiliki sekitar taksi, bus, dan 1 juta mobil pribadi yang berjalan melalui jaringan jalan kota. Bandingkan angka-angka ini dengan Jakarta, yang hampir dua kali lipat menjadi 137 juta kendaraan di jalan pada tahun 2017, dalam kurun waktu hanya 10 tahun. Untuk membantu mengatasi volume lalu lintas, Nanjing mengembangkan sistem lalu lintas pintar generasi berikutnya yang mencakup penggunaan sensor dan chip identifikasi frekuensi radio RFID untuk menghasilkan aliran data berkelanjutan tentang status sistem transportasi di seluruh kota. Kota ini menggunakan SAP IoT dan SAP HANA untuk menganalisis pola pergerakan lalu lintas secara real time. Total lebih dari 20 miliar data sensor dihasilkan setiap tahun di kota. Data ini dikombinasikan dengan data lain seperti perilaku perjalanan individu, harga tiket, kondisi jalan, dan aksesibilitas area. Analitik lalu lintas cerdas menggunakan algoritme analitik canggih membantu kota memahami data. Sementara Jakarta telah menerapkan beberapa langkah untuk mengurangi kemacetan lalu lintas - MRT Jakarta yang lebih besar, sistem transit kereta api ringan, sistem bus Transjakarta, kereta api bandara dan kereta commuter - manajemen yang lebih baik dan integrasi sistem transportasi umum dengan penggunaan mobil pribadi sangat dibutuhkan. Sistem manajemen lalu lintas yang digerakkan oleh data mungkin tidak hanya meningkatkan kehidupan warga Jakarta, tetapi juga dapat membantu meningkatkan produktivitas, menarik investasi baru, dan menarik bakat global ke kota. Kekayaan Menimbang manfaat biaya urbanisasi Urbanisasi yang cepat membawa perubahan, dan sebuah kota harus siap untuk menangani tantangan itu secara cerdas untuk keuntungan kolektif dan daya saing. Ketika dunia menjadi semakin tanpa batas, kota-kota akan memainkan peran penting dalam menarik bakat - dikatakan sebagai bentuk baru kekayaan. IMD World Competitiveness Center’s Smart Cities Index telah menguraikan bahwa keuntungan ekonomi dari kota-kota pintar akan menarik mereka lebih jauh dari poros kekayaan, dengan alasan bahwa “Realitas ekonomi tidak dapat diabaikan kota-kota di negara-negara miskin menghadapi kerugian, yang akan memerlukan tindakan khusus untuk mengoreksi sepanjang jalan menuju kecerdasan." Kota terbesar ketiga di Indonesia, Bandung, dengan cepat memanfaatkannya. Dengan dukungan dari Asian Development Bank ADB, universitas-kota telah mengembangkan, antara lain, platform data visual cerdas yang disebut 'ur-scape' yang merupakan alat perencanaan kota yang diarahkan untuk meningkatkan proses penganggaran dan pengambilan keputusan saat mengintegrasikan informasi dari tingkat rumah tangga, lingkungan, kota dan regional. Dengan ini, kota ini lebih efisien dalam perencanaan dan pelacakan tujuannya untuk memberikan tata kelola dan efisiensi yang lebih baik kepada konstituennya. Dianggap sebagai “techpolis” yang akan datang, Bandung siap memanfaatkan talenta masa depan yang menarik sementara menghubungkan infrastruktur virtual dan fisik kotanya, sekaligus menerjemahkannya ke dalam nilai ekonomi baru. Sementara, sumber daya keuangan perlu diprioritaskan, kota tidak boleh menghindar dari kota pintar karena takut biaya tinggi. Untuk mencapai tujuan ini, kota pintar dapat memilih untuk memulai dan melanjutkan, untuk mengukur pendekatannya untuk mengurangi risiko dan biaya investasi. Sementara perjalanan transformasi kota yang cerdas mungkin tampak rumit, banyak rencana yang disusun dengan baik memiliki permulaan yang kecil. Ketika Indonesia melakukan urbanisasi, kota-kotanya akan mengalami tekanan yang semakin besar untuk menyediakan standar kehidupan yang lebih tinggi bagi warganya. Menurut World Bank Research, setiap 1 persen dari urbanisasi di suatu negara harus mengarah pada peningkatan yang signifikan dalam produk domestik bruto per kapita negara PDB. Namun, Indonesia dikatakan tidak menuai manfaat penuh dari urbanisasi - karena ekspansi PDB per kapita hanya 4 persen. Pengembangan kota pintar akan memerlukan perubahan dalam kebijakan, model bisnis dan adopsi teknologi yang berarti staf pemerintah perlu dilatih dan ditingkatkan untuk merangkul pola pikir baru. Saat para pemangku kepentingan kota melakukan dialog tentang bagaimana ia dapat mengatasi berbagai tantangannya dan menimbang manfaat-biaya sambil sisi melangkah beberapa kesalahan umum, SAP siap untuk mendukung dalam pengalaman digital ini, memberikan wawasan yang akurat dan real-time yang akan membantu kota meningkatkan pengalaman warga. UNDP Indonesia Sustainable Urban Development Strategy 2017. Available at Development of a Smart City Bahasa Indonesia. Available at The Worst Traffic in the World Is… Available at Growth in Motor Vehicles by Type, National Statistics Organisation Bahasa Indonesia Growth in Motor Vehicles by Type, National Statistics Organisation Bahasa Indonesia Nanjing and SAP create Intelligent Traffic System in China. Available at What’s after the Gig Economy? Talent Economy. Forbes Online. Available at First edition of the IMD Smart City Index 2019, which ranks 102 cities worldwide - shows importance of citizens’ needs in policymaking. Available at Smart approaches to promote inclusive governance in Bandung, Available at Why Banding could be Indonesia’s Silicon Valley, BBC, Available at World Bank Urbanisation of Indonesia, Available at Indonesia Is Not Reaping the Full Benefits of Urbanization from Indonesia-Investments Available at Suasanamacet dari arah gerbang Tol Pasteur, di Jalan Djunjunan, Kota Bandung, Jumat (5/8). Melandainya sintuasi pandemi Covid-19 saat ini, kunjungan wisatawan ke Kota Bandung meningkat tajam. Situasi itu diharapkan berdampak positif untuk sektor usaha masyarakat dan pariwisata. | Foto: Edi Yusuf/Republika
Apa yang diperlukan sebuah kota untuk bisa berfungsi dengan baik? DW meninjau beberapa hal yang harus dibenahi sejalan dengan terjadinya booming di perkotaan. Booming Populasi Jumlah penduduk di perkotaan bertambah dengan cepat. Menurut PBB, sekitar 60 persen populasi global akan bermukim di kawasan perkotaan hingga 2050. Ini berarti, kota-kota harus siap menghadapi booming infrastruktur. Kawasan Miskin Urbanisasi juga mengakibatkan semakin banyaknya kawasan miskin di beberapa kota. Seperti di Khayelitsha, Cape Town foto. Jutaan penduduk di Afrika, Asia dan Amerika Selatan tinggal di kawasan miskin tanpa akses ke air bersih, sanitasi, transportasi atau pekerjaan. Bangunan Hijau Untuk mengatakan kurangnya perumahan bagi pekerja dengan pemasukan rendah, kota Santa Monica di AS membangun perumahan ramah lingkungan dengan harga terjangkau dekat pusat kota. Colorado Court Housing dilengkapi dengan panel surya dan turbin tenaga gas. Perumahan ini merupakan bangunan "netral energi" pertama di AS. Air Bersih Kota biasanya kesulitan memperoleh suplai air bersih. Menjadi tantangan bagi kota-kota besar untuk menemukan sistem penyaluran air yang murah, bisa diandalkan dan berkesinambungan. Beberapa kota di India misalnya, sering kekurangan air bersih dan harus bergantung pada suplai air dari daerah lain. Pertanian Perkotaan Khususnya di negara berkembang, urbanisasi semakin membebani sumber daya alam yang terbatas. Warga miskin yang pindah dari desa akan kesulitan untuk mampu membeli bahan pangan dan kebutuhan Di Kampala, Uganda, proyek pertanian urban membantu keluarga menanam makanan mereka dan menghemat uang. Kadang mereka juga bisa menambah pemasukan dengan menjual produk pertanian yang berlebih. Naik Sepeda Jaringan sistem transportasi yang baik sangat penting bagi warga. Tapi populasi kota yang bertambah juga berarti semakin padatnya jalanan sehingga kemacetan terjadi dimana-mana. Kota Kopenhagen; Denmark, yang berambisi jadi kota bebas emisi hingga tahun 2025 membangun jaringan jalur sepeda dan memotivasi warganya untuk memilih sepeda, gantikan mobil sebagai moda transportasi. Pengelolaan Sampah Kota-kota di Swedia membakar sampah dan mengolahnya menjadi energi. Artinya, hanya 1 persen sampah rumah tangga yang berakhir ke TPA. Di AS, San Francisco melarang penggunaan kantong plastik dan tahun 2020 bertarget tidak lagi memproduksi sampah. Kota-kota lain seperti di Inggris misalnya, menggunakan sampah sebagai energi untuk transportasi publik. Asbut Awal tahun ini, Mexico City menjalankan kampanye "Hoy No Circula" "Jangan Naik Mobil Hari Ini". Satu hari dalam seminggu, warga dilarang untuk mengendarai mobil. Upaya lain untuk mengurangi emisi termasuk penghijauan hutan dan transportasi hijau. Atau seperti bangunan rumah sakit Torre de Especialidades foto, dilapisi fasad yang terbuat dari semacam ubin khusus yang mampu menyerap asbut. Hutan Beton Singapura yang menduduki peringkat pertama dalam indeks kota hijau di Asia adalah pulau dengan pouplasi amat padat. Namun, 50 persen lahannya ditumbuhi tanaman dan pohon. Di Garden by the Bay foto, struktur beton berbentuk seperti pohon mengumpulkan energi surya dan menampung air hujan untuk mengairi taman. Penulis Natalie Müller vlz/yf Sumber
AngkotUdara Jadi Solusi Kemacetan di Masa Depan? Bagikan Memanfaatkan ruang udara di atas kota diyakini menjadi solusi kemacetan. TERDEPAN.id, JAKARTA — Kendaraan dimensi ketiga diharapkan bisa jadi solusi bagi kemacetan lalu lintas yang makin parah. Mobilitas udara menjanjikan tempo perjalanan lebih cepat dan mudah bagi masa depan.
Jakarta - Menuntaskan permasalahan kemacetan di Ibu Kota tak ubahnya seperti pungguk merindukan bulan alias menginginkan sesuatu hal yang tidak mungkin dapat terwujud. Hal ini bisa dilihat dari sejumlah kebijakan dan pembangunan yang telah ditempuh tak kunjung mereduksi angka kemacetan yang saja pembangunan jalan layang, jalan tol, jalan layang non tol, masih belum mampu mengurangi kepadatan lalu lintas di Jakarta. Begitu pula dengan sejumlah aturan yang telah diterapkan, mulai dari menggunakan jalur khusus, sistem ganjil-genap, pelarangan motor, penertiban parkir, penertiban angkutan umum, pembebasan trotoar, mobil wajib memiliki garasi. Semua itu belum mampu mengurai pada saat yang sama, semua warga yang keluar dari rumah untuk pergi ke tempat kerja yang ada di Jakarta menggunakan kendaraan pribadi, baik itu motor atau mobil. Lantas, sesampainya di Jakarta, semuanya juga berbenturan dengan penduduk yang telah menetap di Jakarta dan melakukan hal yang sama, dengan segala macam keperluan yang ada. Penggunaan transportasi massal pun diharapkan menjadi jawaban atas persoalan yang tak kunjung usai ini. Harapannya, sebagian besar masyarakat pengguna kendaraan pribadi bisa beralih menggunakan transportasi umum yang telah transportasi umum yang diinginkan tentu saja bukan sembarang transportasi umum. Dengan mobilitas penduduk Jakarta yang serba cepat dan tinggi, diperlukan satu moda transportasi yang bisa mengantarkan penumpang dengan cepat, tanpa macet, bersih, nyaman, tertib dan teratur sehingga penumpang pun kini memiliki akan hal tersebut diyakini dibawa oleh transportasi mass rapid transit atau MRT yang akan membawa penumpang dalam jumlah banyak dengan pergerakan yang cepat. Mimpi tersebut kini semakin dekat dengan kenyataan seiring progres pembangunannya yang hanya menyisakan 10% pekerjaan lagi secara baru dibangun sepanjang 16 km, atau rute yang cukup pendek di kota seluas Jakarta, namun jalur MRT tahap I yang membentang dari Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia HI diharapkan mampu memulai langkah nyata penuntasan kemacetan di Ibu Kota ke depan. Saat ini seluruh jalur MRT sepanjang 16 km itu telah tersambung antara jalur layang hingga bawah tanah. Jalur layang membentang dari Lebak Bulus hingga Jalan Sisingamangaraja sepanjang 10 km, sedangkan jalur bawah tanah membentang dari Senayan hingga Bundaran HI sepanjang 6 realisasi kerja secara keseluruhan yang telah mencapai 90,96% per akhir Januari 2018 lalu, detikFinance mencoba melihat secara langsung realisasi pengerjaan MRT di salah satu stasiun bawah tanahnya di Senayan. Stasiun Senayan merupakan stasiun bawah tanah pertama MRT Jakarta yang menjadi transisi dari jalur layang yang berakhir di Sisingamangaraja, dan kemudian terus turun ke bawah tanah menuju Stasiun Senayan. Pantauan detikFinance di lokasi, Kamis 8/2/2018, bentuk Stasiun Senayan yang berada persis di bawah Jalan Sudirman tersebut telah kelihatan. Dengan dimensi ruangan lebar 30 meter dan panjang 200 meter, pekerjaan Stasiun Senayan kini telah memasuki tahap mechanical, electrical dan arsitektural Stasiun Senayan kini telah mencapai 97% sedangkan pekerjaan mechanical dan electrical-nya telah mencapai 99,4%. Di dalam stasiun, akan disediakan sejumlah fasilitas seperti mesin pembelian tiket, eskalator, hingga lift bagi penumpang banyak pekerja yang mondar-mandir di stasiun ini, sehingga suasana pekerjaan pun tidak bising layaknya pekerjaan sebuah proyek yang sedang berlangsung. Pasalnya saat ini pekerjaan telah memasuki tahap penyelesaian akhir. Para pekerja menggunakan sepeda, motor listrik hingga mobil listrik untuk mobilitasnya di bawah tanah karena tidak boleh ada bahan bakar di lokasi ini. Melihat terowongan yang membentang sepanjang 6 km dari Senayan hingga Bundaran HI rasanya tak sabar untuk menjajal kereta yang akan mulai beroperasi pada Maret 2019 mendatang dalam terowongan telah terbentang juga besi rel yang akan dipasang dengan bantalan rel sebentar lagi. Di sisi kiri terowongan ini ada jalur maintenance atau emergency yang bisa digunakan untun keadaan darurat atau terowongan kini sudah selesai 100% dan tinggal menunggu penyelesaian pemasangan rel yang kini telah mencapai Dukuh Atas. Terowongan ini terbuat dari beton yang diproduksi oleh Wika Beton dan konstruksinya diyakini bisa tahan hingga 100 tahun rel sendiri akan selesai pada awal bulan depan. Pemasangan rel dikebut karena satu trainset kereta pertama bakal tiba dari Jepang dan akan segera diletakkan di atas rel yang telah akan ada total 16 trainset yang dimiliki MRT Jakarta, di mana 14 di antaranya akan dioperasikan sedangkan 2 sisanya sebagai cadangan. Satu trainset kereta memiliki 6 rangkaian dan bisa membawa sekitar 54 penumpang setiap satu kereta paling depan dan belakang kapasitasnya lebih sedikit karena ada ruang masinis. Dengan kapasitas per kereta akan mampu menampung 54 orang dalam kondisi semua penumpang duduk tidak ada yang berdiri, maka akan ada sekitar 300-an orang yang bisa diangkut dalam satu waktu tunggu atau headway nya pun hanya 5 menit saat peakhour, sehingga tak perlu takut untuk ketinggalan kereta. Terlebih jarak antar stasiun yang cukup pendek. Jarak tempuh Lebak Bulus hingga Bundaran HI pun dipastikan bisa tembus hanya dalam waktu 30 menit coba operasional trial run rangkaian kereta MRT Jakarta di jalur koridor 1 selatan-utara sendiri rencananya akan dimulai pada Desember 2018, sehingga pada Maret 2019 kereta sudah dapat dioperasikan untuk umum. Menariknya menggunakan MRT adalah model transportasinya yang akan terintegrasi dengan setiap kawasan di sekitar stasiun perhentiannya atau dikenal dengan istilah transit oriented development TOD. Ini juga yang akan menjadi bisnis perusahaan MRT Jakarta selain layanan transportasi dan area Jakarta sendiri akan kembali melakukan survei ridership terbaru tahun ini untuk menghitung biaya perjalanan yang akan dikenakan untuk menjajal kereta ini. Survei terakhir di tahun 2013, harga tiket diperkirakan sekitar Rp 20 ribu belum mendapat subsidi dari Pemprov DKI Jakarta.Pembangunan MRT Jakarta sendiri telah mengorbankan kemacetan lantaran ada pekerjaan konstruksi yang dilakukan di tengah kepadatan lalu lintas. Namun pengorbanan tersebut diharapkan sebanding dengan hasil yang diharapkan moda transportasi ini telah diidamkan sejak tahun 1980. Ada lebih dari 25 studi subjek umum dan khusus yang telah dilakukan terkait dengan kemungkinan sistem Mass Rapid Transit MRT di Jakarta. Salah satu alasan utama yang menunda penanggulangan masalah ini adalah krisis ekonomi dan politik 1997-1999. Pengerjaan pada desain dasar untuk tahap pertama dari proyek ini dimulai pada akhir 2010. Namun proses tender baru berlangsung pada akhir 2012, ketika gubernur baru Jakarta saat itu, Joko Widodo Jokowi ingin meninjau kembali proyek MRT Jakarta. Di tahun 2013, Jokowi akhirnya mengumumkan bahwa proyek ini akan dilanjutkan dan terdaftar sebagai salah satu proyek prioritas dalam anggaran kota Jakarta tahun 2013. Groundbreaking MRT Jakarta kemudian dilakukan pada bulan Oktober 2013. Dalam kurun waktu kurang dari 5 tahun ini, pekerjaan kini tinggal menyisakan 10% lagi untuk bisa beroperasi di Maret 2019. eds/ang
Ijjm9H.
  • gbuwsuw8bg.pages.dev/320
  • gbuwsuw8bg.pages.dev/368
  • gbuwsuw8bg.pages.dev/368
  • gbuwsuw8bg.pages.dev/349
  • gbuwsuw8bg.pages.dev/66
  • gbuwsuw8bg.pages.dev/162
  • gbuwsuw8bg.pages.dev/175
  • gbuwsuw8bg.pages.dev/330
  • gbuwsuw8bg.pages.dev/306
  • kemacetan dan masa depan kota